Profil Putu Agus Suradnyana : Bupati Buleleng

Profil Bupati Buleleng, Orang Terkaya ke-4 di Indonesia

Bupati Buleleng ke-8, Petahana, Mulai menjabat: 27 Agustus 2012

Informasi pribadi:

  • Lahir: 4 Agustus 1963 Singaraja, Bali
  • Pekerjaan: Bupati, Pengusaha
  • Kebangsaan: Indonesia
  • Partai politik: PDI-P
  • Istri: I Gusti Ayu Aries Sujati
  • Alma mater: Universitas Udayana
  • Agama: Hindu

 

Riwayat Pendidikan

  • SD Mutiara Singaraja
  • SMP Negeri 1 Klungkung
  • SMA Negeri 1 Denpasar
  • Fakultas Teknik Unud
  • Fakultas Teknik Universitas Dwijendra
  • Program Magister Ekonomi Pembangunan Unud

 

Karier

  • Komisaris Utama Bali Utama Grup
  • Komisaris utama PT. Khrisna Bali Utama
  • Komisaris Utama PT. Nadia Kencana (Mai Bus Transport)
  • Ketua komisi III DPRD Bali

 

Putu Agus Suradnyana, S.T adalah Bupati Buleleng yang menjabat pada pada periode 2012-2017, mantan Ketua Komisi III DPRD Bali. Ia pula adalah seseorang pengusaha pemilik beberapa perusahaan sektor pariwisata pada Bali galat  satunya Bisnis Transportasi Mai Bus.

Agus Suradnyana lahir pada  Singaraja, Buleleng, Bali dalam 4 Agustus 1963. Ayahnya merupakan seseorang pengajar Sekolah Menengah Atas pada Buleleng. Dididik menggunakan disiplin & perilaku pantang menyerah dimana terbukti berhasil membuatkan karier menurut bawah sampai sekarang   sukses menjadi ketua wilayah & pengusaha.

Salah satu keberhasilan Pemkab Buleleng dibawah kepemimpinan Agus Suradnyana merupakan intensif menciptakan akses jalan yg memadai pada semua daerah pedesaan pada kabupaten terluas pada Bali tersebut. Selain pula berhasil menurunkan nomor  kemiskinan dimana Buleleng adalah galat  satu kabupaten miskin pada Bali.

Pemilik beberapa perusahaan sektor pariwisata pada Bali itu menyampaikan acara yg telah dijalankan sinkron menggunakan janji kampanyenya ini mulai menerima sambutan positif menurut warga  Buleleng.

Program pemugaran jalan menggunakan konsep “Pola Tuntas” , galat  satunya menyasar jalan pada Desa Lemukih, Kecamatan Sawan. Jalan ini adalah satu-satunya akses bagi petani pada desa ini buat memasarkan aneka macam output kebun misalnya cengkeh, kopi, & buah-buahan.

Di samping itu, jalan pula sebagai jalur cara lain  bagi pengendara yg akan menuju Denpasar & sekitarnya. Sejak lama, ruas jalan ini mengalami kerusakan parah.

Bukan hanya jalan, tetapi sejumlah jembatan pada daerah ini putus total dampak dilanda banjir bandang & tanah longsor beberapa ketika lalu. Tak heran situasi ini menyulitkan warga  melintas.

“Bahkan, untuk menjajakan hasil bumi di desa mereka ke Kota Singaraja atau ke Pasar Pancasari, Kecamatan Sukasada, petani di daerah ini lumayan kesulitan. Pasalnya,  biaya angkut mahal dan jika dijual di desa harganya akan murah, sehingga merugikan petani itu sendiri, namun, bersama dengan penanganan yang maksimal, kini sudah bisa teratasi,” paparnya.

Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali itu termasuk memaparkan, pembangunan di daerah itu termasuk difokuskan dalam penanganan masalah kemiskinan.

Melalui sebagian program terintegrasi pada pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, Pemkab sukses turunkan  angka kemiskinan di daerah itu raih kira-kira 5,6 persen Agus lebih jauh memaparkan, indikator yang dipakai sebagai acuan pemilihan kuantitas angka kemiskinan di daerah itu adalah berkurangnya warga yag meraih pertolongan bedah tempat tinggal berasal dari pemerintah.

Selain itu, terdapat sebanyak 480 warga miskin di Bali Utara yang mengambalikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena diakui tingkat ekonomi mereka sudah meningkat dibandingkan sebelumnya. Penanganan persoalan sosial dan kemasyarakatan di daerah itu, kata dia, menjadi komitmen bersama dengan untuk bersama dengan menjalankan beraneka program yang sudah disusun.

Referensi : www.beritaku.my.id/