Moirfranciscomosquera – Ingat ketika kita harus menabung untuk membeli album di toko musik? Sekarang, cara orang mendengarkan musik telah berubah. Remaja saat ini mungkin tidak pernah membeli album dalam bentuk kaset atau CD (mereka mungkin juga tidak memahami korelasi antara kaset dan pena Pilot). Rasa penasaran juga hilang ketika membaca lirik di sampul album sebelum memutar kaset atau CD di rumah. Alih-alih membeli seluruh album, orang sekarang lebih suka mengunduh 1-2 single hit dari internet.
Alhasil, banyak artis yang terlalu malas untuk serius menggarap albumnya. “Lebih praktis buat 1-2 lagu yang pasti hits – selebihnya tergantung inspirasi…” Mungkin begitu cara berpikir mereka sekarang. Namun, masih ada musisi yang peduli dengan kesempurnaan kualitas sebuah album. Seperti The Rolling Stones dengan Exile di Main St. (1972) atau The Beatles dengan Sersan. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (1967), para musisi ini meninggalkan semua hasrat, ide, dan ego mereka saat mereka membuat album.
Hasil? Album abad ke-21 terbaik yang seharusnya Anda dengar sekarang.
-
U2 – All You Can’t Leave Behind (2000)
Setelah bertahun-tahun terjebak dalam postmodernisme, elektronik, dan kacamata berwarna di tahun 90-an, U2 kembali ke tempatnya: band rock yang dapat mengguncang arena dan stadion di seluruh dunia. Lagu-lagu seperti “Elevation” dan “Beautiful Day” di mp3 juice adalah buktinya. “Kami sedang melamar pekerjaan sebagai band terbesar di dunia,” kata Bono saat dimintai komentar terkait album ini.
-
Dewa – Bintang Lima (2000)
Setelah band ini bubar pada tahun 1997, banyak yang mengira Dewa sudah tamat. Namun, membuat lagu-lagu cinta papan atas tidak menjadi masalah bagi band ini (baca: Ahmad Dhani). Album ini ternyata merupakan kebangkitan Dewa dengan lagu-lagu cinta yang dipengaruhi karya Khalil Gibran. Fakta bahwa album ini juga merupakan debut dua kolaborator baru Dewa – yaitu Once dan Tyo Nugros – tidak mempengaruhi kualitasnya.
-
Daft Punk – Discovery (2001)
Jauh sebelum istilah Electronic Dance Music (EDM), techno, house dan segala istilahnya ada, duo robot Prancis ini membawa musik dari ‘masa depan’ ke telinga kita – lengkap dengan beat yang mantap, suara robot dan helm. Dari Kanye West, Pharrell Williams hingga Skrillex, terpengaruh oleh musik yang mereka mainkan.
-
The Strokes – Is This It? (2001)
Tahun 2000 dimulai tepat ketika MTV dan stasiun radio sepakat bahwa rock ‘n’ roll sudah mati. Jadi 5 anak ini datang dengan lagu-lagu yang didukung oleh basis distorsi gitar. Mungkin itu berlebihan, tapi mungkinkah ini album yang menyelamatkan rock ‘n’ roll abad ini?
-
Padi – Sesuatu Yang Tertunda (2001)
Album yang juga direkam di Surabaya ini menjadi salah satu album rock terlaris di Indonesia. Selain sukses secara komersial (terjual 2 juta kopi), Padi juga mendapat pujian dari banyak pengamat musik. Album ini juga meraih penghargaan di AMI 2001, Malaysia Music Industry Award 2001 dan MTV Asia Awards 2002.
-
Coldplay – A Rush of Blood To The Head (2002)
Pada awal 2000-an, penggemar Britpop hanya bisa meniru apa yang telah dilakukan Radiohead. Namun album kedua Coldplay ini benar-benar berbeda dari musik Brit-pop sebelumnya. Lagu “God Put A Smile Upon Your Face”, misalnya, seperti menantang “Ok-Computer” milik Radiohead. Tapi Coldplay tidak berurusan dengan tema gelap. Buktinya ada pada lagu “The Scientist” di stafaband, yang sekali lagi mengingatkan kita pada “Yellow”.